Diposkan pada Guyonan Semesta

Serpihan

Jika seperti ini, aku ingin seperti dia yang setiap hari bisa bercengkrama. Ah, malunya. Ketika berharap menjadi orang lain yang masih dalam pandangannya. Aku siapa? Hanya serpihan kecil, kenangan masa lalunya.

Diposkan pada Guyonan Semesta

pelajar dan pengajar

Kalau seperti ini, suara pun juga tak akan didengar

-Orang terdesak dan beralasan.

Kadang seseorang yang sudah sukses tidak akan lupa bagaimana perjuangannya saat gagal.

Ini masalahnya.
Saat seseorang ingin belajar dari kesuksesannya, tapi orang itu gagal.
Ia tak akan terima. Mencibir seenaknya.
Mungkin ia hanya ingin kita sukses dan tak ingin kita gagal
Tapi dari sisi pandang sang pelajar,
Ini adalah cara dengan kesalahan paling fatal
Kita hanya dianggap bohong dan tak ingin berusaha.
Padahal dari yang kita pelajari dan kita kerjakan
Kita menelan semua cibiran dari orang-orang yang berlalu-lalang

Kita mencoba lagi dan lagi.
Malas, berusaha lagi, jatuh lalu malas lagi
Motivasi berlari lari tanpa tau ingin berhenti
Tak peduli bagaimana kita menawarkan mereka hanya akan menolak dan berkata jika tidak punya uang atau tidak menerima karyawan
Padahal jelas jelas tertera didepan membuka lowongan pekerjaan

Ada kalimat tentang berusaha
“Orang lain tak tau bagaimana usaha kita. Jadi jika dicibir seenaknya, kita diam saja. Jika gagal, kita tidak beruntung. Jangan disesalkan.”
Ya kita akan diam.
Memang bisa apa?
Beralasanpun hanya akan dianggap kebohongan
Padahal itu adalah kisah pahit tentang kegagalan

Tak bisakah kalimat tentang berusaha itu diucapkan oleh si pengajar?
“Ya tak apa. Mari mencoba lagi nantinya. Bersama tentunya.”
Tidak, tidak.
Mereka akan pergi dan tak mau ambil pusing.
Kenapa mengurus seseorang yang telah gagal?
Omong kosong.

Kegagalan kita, dianggap kebohongan.

Ada yang sejalan?
Atau malah ikutan menyalahkan si pelajar yang diduga malas berkepanjangan? Karna ada kata malas, beberapa orang akan terpaku disana.
Yah, sudut pandang manusia memang berbeda.
Jika disamakan pun, satu larik mungkin akan ditentang.
Karna berbohongpun bukan hal yang menyenangkan.

Lalu bagaimana perasaan si pengajar?

Muak mungkin? Karna kegagalan bukanlah hal yang harus diprioritaskan.

Diposkan pada Guyonan Semesta

BASA BASI PELANGI DI SIANG HARI

by nona alubiru

Hey, ini aku. Langsung saja, aku tidak ingin bernada basi seperti pelangi di siang hari, saat mentari bahkan dengan hangatnya menyapa, tapi hujan turun juga. Aku merindukanmu. Pada dunia pararel yang hanya semu. Pada kata kita yang hanya sebatas. Aku harap kita akan baik-baik saja. Karena kemarin, aku melewatkannya. Aku melewatkan bagaimana melihatmu dengan seadanya, melihatmu dengan sebagaimana mestinya, melihatmu dengan sejujurnya. Dan aku juga lupa, untuk berjalan sesuai dengan ritmenya.

Diposkan pada Guyonan Semesta

Pengembara

by nona alubiru

aku menunggu sang pengembara malam lewat di pelataran kota. jalan jalan yang kelam, lampu jalan yang  temaram. aku menunggunya. untuk menjemputku dikeabadian nantinya. aku menangis dihadapannya, saat kutemukan dia berada disudut jalan menggunakan topi hitam penuh suram. berjalan kearahnya seakan kakiku melayang dengan sendirinya.   kau tau? sekarang ia berbeda dengan frasanya.